Skip to main content

sedalam itu

kukagumi lelaki,
seperti lelaki mengagumiku
kupahat raga lelaki
pada batu-batu,
kujadikan berhalaku
rajam ‘ku dibuai,
senikmat perih yang kutuai

lelaki dalam gelas kupecahkan
mengalir di beling bening darahnya
kugarami lukanya
kuteriakkan kembali lolongannya

lelaki menjelangku di bawah cahaya matahari
kuku jarinya memercikkan api
kubelah dadanya dengan kapak bermata satu
kulahap jantungnya yang memangsa jiwaku

lelaki menari
kegirangan dalam iringan tabuhanku
seluruh barisan giginya terlihat
korneanya mencuat, memutih lalu memucat
kulitnya mengeriput
kekar badannya menyusut
gendang tak berhenti
lelaki terus menari
melompat-lompat seperti mumi
tak beranjak jatuh
cuma patuh
aku elang berparuh tajam
setipis pun sunsum tak kusisakan

kepeluk lelaki,
seerat lelaki memelukku
kurebahkan lelaki
pada permadani mawar yang telah
habis durinya kukunyah
air laut menjadi tawar
langit menumbuhkan belukar
lelaki memintaku satu ciuman

aku mencintai lelaki,
tak kuharapkan lelaki kembali
mencintaiku

Comments

Oyn Dwi said…
Buseettt dahsyat banget puisi na... ajarin dnk mbak!

Popular posts from this blog

Goal, Objective, Target & David Cook

‘Gila’ itu adalah dua hari berturut-turut tidak tidur tanpa melakukan apapun selain men-download video-video lama dan baru David Cook dari Youtube, searching apapun tentangnya dengan berbagai macam kata kunci di Google, mengunggah MP3 lagu-lagunya mulai dari yang gratis maupun yang berbayar, dari ringtone sampai versi utuh, dari versi studio sampai live record. Ditambah menyimpan sejumlah interview TV-nya dengan terlebih dulu menginstall software downloader dan memeriksa timeline twitternya. Masih kurang? Gila itu adalah mengisi kolom-kolom subscribe for DC e-Newsletter di situs resminya dan termellow-mellow sendirian mendengarkan Permanent dari winamp dengan ‘repeating song mode’: ON. Baik. Saya mengakui dengan lapang dada, saya penggemar berat David Cook yang pemenang American Idol Season 7 itu –jika kriteria ‘huge fan’ adalah menghafal sebagian besar lagunya dan ‘every single costume’ yang dikenakannya, mengingat komentar-komentar para juri saat dia melakukan audisi sampai jadi fi...

Pada Mulanya adalah Kata*

Minggu, 11 Desember 2005, 09.11, Aska, anak laki-lakiku ke-dua mengeluarkan kata pertamanya! Ibruuwwww! Whattt?!! Ibu? Coba ulangi, pintaku. Dia memandangku sekilas, lalu membenamkan kepalanya ke pelukanku, lamaaa sekali, seperti ingin bilang: aku malu, ibu. Aska, my sunshine, it's okay dear... Ibu tidak memaksamu. Ibu cuma takjub mendengar kata itu terlompat dari mulut mungilmu. Thank you for making my day full coloured with rainbow of hopes. Karena sehari sebelumnya, aku sempat kecil hati karena ibu mertuaku menatap Aska dengan pandangan kasihan, as if my little cute offspring completely abnormal. Sampai hari ini kata-kata yang dikuasainya memang nyaris belum ada yang konsisten. Setidaknya Aska bisa melafalkan beberapa konsonan dan vokal. a,i,u,e,o,p,b,m,r,s,g,t,l,n,z,c,d,q, walaupun masih meracau. Aska sayang, tahukah kau, alam raya ini terjadi ketika Dia berkata. Manusia ada ketika Dia berkata. Maka ibu percaya, jika ibu banyak-banyak berkata-kata kepadamu, kepada mereka dan te...