Skip to main content

Mario Wuysang

Bagaimana kamu bisa selalu tampil cemerlang di setiap pertandingan? Itu pertanyaan seorang reporter TV kepada Mario Wuysang – top scorer HP Aspac, usai pertandingan melawan CLS Good Day di final four IBL semalam di Malang. Wuysang point guard nomor punggung 10, menjawab dalam bahasa Inggris,”You have to play with your heart.” (Wuysang orang Indonesia, bapak-ibunya ber KTP Jakarta, tapi dia lahir-besar di Amerika, lulusan Northland Pioneer College Arizona, Indiana. Jadi dia lebih fasih American English). Wuysang yang plontos itu lalu melanjutkan,”Sebagus apapun teknik permainan yang kamu kuasai, kalau kamu main nggak pake hati, percuma. You’ll get nothing.”

Tadi malam, Wuysang menyumbang 12 dari 56 poin Aspac. Wuysang memang hebat. Kata pelatihnya Koh Kim Hong, Mario is an intelligent "Court General" equiped with crafty ball handling, excellent court vision, clutch shooting and a cat quick first step. Ini beberapa pencapaiannya, tahun 99 ranking 5 versi NJCAA, tahun 2000-2003 bergabung dengan Chicago Pro-Am Leagues, Rookie of the Year IBL 2003, terakhir memperkuat timnas SEA Games di Vietnam.

Saya terkesan Wuysang. Three point shootnya nyaris tidak pernah gagal. Passingnya jauh dari ngawur, padahal waktu lagi dribbling matanya seperti tidak sedang melihat rekan setimnya, tau-tau lemparannya pas aja. Tapi yang bikin saya tersentuh, di akhir interview Wuysang bilang begini,”Saya suka main basket, di segala cuaca, walaupun saya prefer cuaca Malang daripada Jakarta.” Ekpresinya dingin. Wuysang jarang ketawa. “Saya ingin suatu hari Indonesia dikenal karena basketnya.”

Wuysang sudah selangkah lagi ke NBA. Dia pernah selapangan dengan Kueth Duany (Syracuse NCAA Champion 2003) dan Jarred Jeffries (Washington Wizard). Dengan catatan prestasinya Wuysang bisa saja menasibkan diri seperti Yao Ming. Tapi sejak 2003 pilihan hidupnya adalah kembali ke Indonesia, main basket. Bergabung dengan Panasia, setahun kemudian menerima pinangan ASPAC. Kalau Agus Mauro – presiden IBL bilang “Sudah waktunya Indonesia punya basket pro.” Wuysang sepertinya menyimpan cita-cita yang sama. Mungkin karena dia selalu bermain dengan hati. Mungkin hatinya tertinggal di tanah air ini. Jadi dia kembali untuk menyatukannya lagi dengan bagian tubuhnya yang lain, untuk kemudian berdiri dengan utuh di tempat yang di(me)rindukannya. Sekalipun Wuysang tidak bisa berbahasa Indonesia, saya merasa dia menuntun saya memahami makna nasionalisme.

Besok, Indonesia 59 tahun.

Comments

inside my head said…
i really love to see Wuysang.
he is s.o that i called, `cowok banget`..
hahahahha
hope u understand this term.


nice to have such talented man like u in indonesia

Popular posts from this blog

sedalam itu

kukagumi lelaki, seperti lelaki mengagumiku kupahat raga lelaki pada batu-batu, kujadikan berhalaku rajam ‘ku dibuai, senikmat perih yang kutuai lelaki dalam gelas kupecahkan mengalir di beling bening darahnya kugarami lukanya kuteriakkan kembali lolongannya lelaki menjelangku di bawah cahaya matahari kuku jarinya memercikkan api kubelah dadanya dengan kapak bermata satu kulahap jantungnya yang memangsa jiwaku lelaki menari kegirangan dalam iringan tabuhanku seluruh barisan giginya terlihat korneanya mencuat, memutih lalu memucat kulitnya mengeriput kekar badannya menyusut gendang tak berhenti lelaki terus menari melompat-lompat seperti mumi tak beranjak jatuh cuma patuh aku elang berparuh tajam setipis pun sunsum tak kusisakan kepeluk lelaki, seerat lelaki memelukku kurebahkan lelaki pada permadani mawar yang telah habis durinya kukunyah air laut menjadi tawar langit menumbuhkan belukar lelaki memintaku satu ciuman aku mencintai lelaki...

Goal, Objective, Target & David Cook

‘Gila’ itu adalah dua hari berturut-turut tidak tidur tanpa melakukan apapun selain men-download video-video lama dan baru David Cook dari Youtube, searching apapun tentangnya dengan berbagai macam kata kunci di Google, mengunggah MP3 lagu-lagunya mulai dari yang gratis maupun yang berbayar, dari ringtone sampai versi utuh, dari versi studio sampai live record. Ditambah menyimpan sejumlah interview TV-nya dengan terlebih dulu menginstall software downloader dan memeriksa timeline twitternya. Masih kurang? Gila itu adalah mengisi kolom-kolom subscribe for DC e-Newsletter di situs resminya dan termellow-mellow sendirian mendengarkan Permanent dari winamp dengan ‘repeating song mode’: ON. Baik. Saya mengakui dengan lapang dada, saya penggemar berat David Cook yang pemenang American Idol Season 7 itu –jika kriteria ‘huge fan’ adalah menghafal sebagian besar lagunya dan ‘every single costume’ yang dikenakannya, mengingat komentar-komentar para juri saat dia melakukan audisi sampai jadi fi...

Pada Mulanya adalah Kata*

Minggu, 11 Desember 2005, 09.11, Aska, anak laki-lakiku ke-dua mengeluarkan kata pertamanya! Ibruuwwww! Whattt?!! Ibu? Coba ulangi, pintaku. Dia memandangku sekilas, lalu membenamkan kepalanya ke pelukanku, lamaaa sekali, seperti ingin bilang: aku malu, ibu. Aska, my sunshine, it's okay dear... Ibu tidak memaksamu. Ibu cuma takjub mendengar kata itu terlompat dari mulut mungilmu. Thank you for making my day full coloured with rainbow of hopes. Karena sehari sebelumnya, aku sempat kecil hati karena ibu mertuaku menatap Aska dengan pandangan kasihan, as if my little cute offspring completely abnormal. Sampai hari ini kata-kata yang dikuasainya memang nyaris belum ada yang konsisten. Setidaknya Aska bisa melafalkan beberapa konsonan dan vokal. a,i,u,e,o,p,b,m,r,s,g,t,l,n,z,c,d,q, walaupun masih meracau. Aska sayang, tahukah kau, alam raya ini terjadi ketika Dia berkata. Manusia ada ketika Dia berkata. Maka ibu percaya, jika ibu banyak-banyak berkata-kata kepadamu, kepada mereka dan te...