Skip to main content

Sesampai di Meulaboh

hari ini kami pulang
ke tempat yang dulu bernama rumah
dua lantai dengan jati tua sebagai tiang
setarik nafas merata tanah

di sepanjang jalan berjajar menara kardus
baju bekas buku bekas susu kaleng daging kaleng
obat batuk obat pusing obat kulit obat luka,
luka apa yang bisa disembuhkan manusia
bila amarah masih mengalir bersama darah
merembesi kain kasa dan perekatnya memerah

kata ayah, Tuhan menunggu kami
yang menumpang berkendara lapar dan sedih
mengapa kau bilang Dia murka?
sedangkan dia memasangkan sendiri pita-pita dan lampu pesta
mari kita rayakan kerinduan kepada nestapa
bukankah gelak tawa dan canda itu
bisa kau belanjakan sewaktu-waktu,
di manakah bisa kau tawar tangis dengan harga murah?
Dia memberimu cuma-cuma
dan kau menyebutnya derita.

kami duduk di sejulur patahan kayu
yang dulu terletak kursi-kursi tamu
mengelilingi meja yang kami susun dari pecahan kaca

kata ibu, Tuhan menunggu kami
yang tersenyum dengan bibir terkatup
menatap dengan kelopak mata tertutup
mengapa kau bilang Dia menghukum?
sedangkan diaduk-Nya sendiri adonan yang harum
gulali dari cairan-cairan kental tubuh yang kau sebut anyir
yang karenanya kau berpikir
dibandingkan mati, hidup lebih getir
apakah kau juga menyangka Tuhan itu kikir?

hari ini kami pulang
bersama tangan kiri ayah dan tangan kanan ibu
kami temukan bergandeng di balik selembar bulan dan bintang seng
tubuh-tubuhnya entah ke mana

kami itu aku dan kakak perempuanku,
menggali liang dan memasang nisan batu
lalu berlutut di kedua sisinya
langit malam terang oleh pelita-Nya
mungkin ayah yang memantikkan
karena angin lalu menyiulkan lagu buaian
suara ibu bening tanpa sedikitpun sedan
…anakku sayang, tidurlah kalian
…esok subuh seperti biasa, akan kubangunkan.


Jakarta, Januari 2005

Comments

Popular posts from this blog

sedalam itu

kukagumi lelaki, seperti lelaki mengagumiku kupahat raga lelaki pada batu-batu, kujadikan berhalaku rajam ‘ku dibuai, senikmat perih yang kutuai lelaki dalam gelas kupecahkan mengalir di beling bening darahnya kugarami lukanya kuteriakkan kembali lolongannya lelaki menjelangku di bawah cahaya matahari kuku jarinya memercikkan api kubelah dadanya dengan kapak bermata satu kulahap jantungnya yang memangsa jiwaku lelaki menari kegirangan dalam iringan tabuhanku seluruh barisan giginya terlihat korneanya mencuat, memutih lalu memucat kulitnya mengeriput kekar badannya menyusut gendang tak berhenti lelaki terus menari melompat-lompat seperti mumi tak beranjak jatuh cuma patuh aku elang berparuh tajam setipis pun sunsum tak kusisakan kepeluk lelaki, seerat lelaki memelukku kurebahkan lelaki pada permadani mawar yang telah habis durinya kukunyah air laut menjadi tawar langit menumbuhkan belukar lelaki memintaku satu ciuman aku mencintai lelaki...

Goal, Objective, Target & David Cook

‘Gila’ itu adalah dua hari berturut-turut tidak tidur tanpa melakukan apapun selain men-download video-video lama dan baru David Cook dari Youtube, searching apapun tentangnya dengan berbagai macam kata kunci di Google, mengunggah MP3 lagu-lagunya mulai dari yang gratis maupun yang berbayar, dari ringtone sampai versi utuh, dari versi studio sampai live record. Ditambah menyimpan sejumlah interview TV-nya dengan terlebih dulu menginstall software downloader dan memeriksa timeline twitternya. Masih kurang? Gila itu adalah mengisi kolom-kolom subscribe for DC e-Newsletter di situs resminya dan termellow-mellow sendirian mendengarkan Permanent dari winamp dengan ‘repeating song mode’: ON. Baik. Saya mengakui dengan lapang dada, saya penggemar berat David Cook yang pemenang American Idol Season 7 itu –jika kriteria ‘huge fan’ adalah menghafal sebagian besar lagunya dan ‘every single costume’ yang dikenakannya, mengingat komentar-komentar para juri saat dia melakukan audisi sampai jadi fi...

Pada Mulanya adalah Kata*

Minggu, 11 Desember 2005, 09.11, Aska, anak laki-lakiku ke-dua mengeluarkan kata pertamanya! Ibruuwwww! Whattt?!! Ibu? Coba ulangi, pintaku. Dia memandangku sekilas, lalu membenamkan kepalanya ke pelukanku, lamaaa sekali, seperti ingin bilang: aku malu, ibu. Aska, my sunshine, it's okay dear... Ibu tidak memaksamu. Ibu cuma takjub mendengar kata itu terlompat dari mulut mungilmu. Thank you for making my day full coloured with rainbow of hopes. Karena sehari sebelumnya, aku sempat kecil hati karena ibu mertuaku menatap Aska dengan pandangan kasihan, as if my little cute offspring completely abnormal. Sampai hari ini kata-kata yang dikuasainya memang nyaris belum ada yang konsisten. Setidaknya Aska bisa melafalkan beberapa konsonan dan vokal. a,i,u,e,o,p,b,m,r,s,g,t,l,n,z,c,d,q, walaupun masih meracau. Aska sayang, tahukah kau, alam raya ini terjadi ketika Dia berkata. Manusia ada ketika Dia berkata. Maka ibu percaya, jika ibu banyak-banyak berkata-kata kepadamu, kepada mereka dan te...