hari ini kami pulang
ke tempat yang dulu bernama rumah
dua lantai dengan jati tua sebagai tiang
setarik nafas merata tanah
di sepanjang jalan berjajar menara kardus
baju bekas buku bekas susu kaleng daging kaleng
obat batuk obat pusing obat kulit obat luka,
luka apa yang bisa disembuhkan manusia
bila amarah masih mengalir bersama darah
merembesi kain kasa dan perekatnya memerah
kata ayah, Tuhan menunggu kami
yang menumpang berkendara lapar dan sedih
mengapa kau bilang Dia murka?
sedangkan dia memasangkan sendiri pita-pita dan lampu pesta
mari kita rayakan kerinduan kepada nestapa
bukankah gelak tawa dan canda itu
bisa kau belanjakan sewaktu-waktu,
di manakah bisa kau tawar tangis dengan harga murah?
Dia memberimu cuma-cuma
dan kau menyebutnya derita.
kami duduk di sejulur patahan kayu
yang dulu terletak kursi-kursi tamu
mengelilingi meja yang kami susun dari pecahan kaca
kata ibu, Tuhan menunggu kami
yang tersenyum dengan bibir terkatup
menatap dengan k...
...mari kita mulai | perjalanan panjang menuju kekasih abadi | mari, kutemani.