Wednesday, August 18, 2004

cuma rindu

aku ingin bercinta di atas tumpukan kitab suci. berdosakah?
bukankah setiap lekuk tubuhnya adalah ayat?
aku hafal setiap pori, bisa kulagukan dalam notasi, lidahku sudah fasih.

Kau katakan Adam bukan dari mani, ruhnya ditiupkan ke segumpal lempung
lenturnya menggeliat, membujur, melengkung, telentang, mengangkang, mengejang
aku melihatnya, mata kepalaku sudah percaya.

mereka bilang nabi bicara dengan lembut, apakah dia juga merintih?
aku pembangkang, patuh hanya pada perintah ketidakberdayaan
Kau tahu bukan, aku pengkhianat? tapi kutemukan khusyu pada matanya yang mengiba.

Kau menantiku di puncak kejujuran, aku tahu setiap kali aku mengerang,
Kau kutemukan. semoga dustaku tersepuh peluh.
mengapa tak kunjung pupus? rindu. semakin menusuk.

No comments: