Monday, May 21, 2012

Cahaya di qalbuku: Hukum Syar'i Bisnis MLM Oriflame

Cahaya di qalbuku: Hukum Syar'i Bisnis MLM Oriflame</>

Sunday, March 04, 2012

Promo of the Month

Prospect - GG Collection

Prospect - GG Collection

Tuesday, January 03, 2012

Goal, Objective, Target & David Cook

‘Gila’ itu adalah dua hari berturut-turut tidak tidur tanpa melakukan apapun selain men-download video-video lama dan baru David Cook dari Youtube, searching apapun tentangnya dengan berbagai macam kata kunci di Google, mengunggah MP3 lagu-lagunya mulai dari yang gratis maupun yang berbayar, dari ringtone sampai versi utuh, dari versi studio sampai live record. Ditambah menyimpan sejumlah interview TV-nya dengan terlebih dulu menginstall software downloader dan memeriksa timeline twitternya. Masih kurang? Gila itu adalah mengisi kolom-kolom subscribe for DC e-Newsletter di situs resminya dan termellow-mellow sendirian mendengarkan Permanent dari winamp dengan ‘repeating song mode’: ON.


Baik. Saya mengakui dengan lapang dada, saya penggemar berat David Cook yang pemenang American Idol Season 7 itu –jika kriteria ‘huge fan’ adalah menghafal sebagian besar lagunya dan ‘every single costume’ yang dikenakannya, mengingat komentar-komentar para juri saat dia melakukan audisi sampai jadi finalis dan akhirnya terpilih sebagai pemenang. Juga kalau ada kriteria tambahan harus membaca artikel-artikel tentangnya dan ikut menitikkan air mata menyaksikan rekaman pria sagitarius itu mengumumkan kematian abangnya Adam Cook yang akhirnya tak tertolong juga setelah sepuluh tahun berjuang melawan kanker otak, dan mengapresiasi bagaimana rasa duka cita kehilangan saudara kandung tercinta itu justru menginspirasinya untuk menulis lagu dan menggerakkannya untuk melakukan lari jarak jauh (marathon) demi menggalang donasi bagi penelitian Brain Cancer (ABC2) sejak tahun 2008 hingga hari ini!

Iya. Ini adalah kegilaan yang sempurna. Tak ada hal yang lebih gila lagi yang bisa dilakukan seorang ibu beranak dua dengan umur 2 tahun menjelang 40. Menikmati wajah David Cook yang tampan dalam berbagai gaya rambut di layar laptop dan sesekali saja membalas sapaan teman di chatbox. Hahahaha!  (Sementara sebaya saya mungkin sedang menekuni buku-buku agama atau mengaji, mengupayakan hal-hal produktif secara finansial untuk mempersiapkan masa pensiun yang direncanakan akan dijalani lebih awal). Gosh! This last two days was inargueably called perfect insanity!

But I learned something precious from David Cook, though. Something that I found I probably have only a very little in myself: discipline.

David Cook diceritakan di berbagai situs yang saya bongkari itu ‘tidak sengaja’ jadi idola. Dia menemani adiknya Andrew Cook mengikuti audisi, tapi justru dia yang mendapatkan kata ‘Yes’ dari Randy Jackson, Paula Abdul dan Simon Cowell dan adiknya tidak. Untuk orang yang percaya bahwa ‘kebetulan’ itu tidak ada, kisah perjalanannya menuju gelar American Idol menjadi sangat menarik buat saya.

Little Sparrow (04/01/08)
David Cook tidak pernah sungguh-sungguh mengecewakan juri. Dia terlihat sangat mempersiapkan diri dalam setiap penampilannya. Memang, pada beberapa kesempatan, Simon Cowell sempat mengritik pilihan lagunya, aransemennya, bahkan kualitas kharismanya, tapi toh si mulut pedas itu tidak bisa menyembunyikan kekagumannya pada mantan bartender asal Tusla Oklahoma ini. David Cook melakukan riset untuk setiap penampilannya. Untuk setiap lagu yang akan dibawakannya di setiap episode, dia browsing, mencari contoh aransemen yang paling cocok dengan warna suaranya yang nge-rock (“gritty and raw...” menurut Simon Cowell). Dan hingga lebih dari 3 tahun berlalu sejak momen ia dinobatkan sebagai Idol, orang masing mengklik videonya dan berkomentar atau sekedar klil ‘like’ di Youtube. Penampilannya kala itu, tak terlupakan. Memorable. Termasuk bagi saya dan mungkin jutaan penggemarnya (ngomong-ngomong, waktu itu dia berhasil mendapatkan 12 juta suara!)

Apakah mungkin pencapaian ini terjadi secara ‘tidak sengaja’ atau ‘kebetulan’ saja?
Seminggu setelah dinobatkan, David Cook kemudian memecahkan rekor Miley Cyrus, 11 lagu yang dirilisnya semuanya masuk dalam 100 Top Billboard Chart secara bersamaan! (rekor Milley: 6 lagu, btw) Single pertamanya ‘Time of My Life’ duduk di urutan ke-3, dan memecahkan rekor Bon Jovi dengan lagu debut terbanyak yang masuk chart Top 100 Billboard.
Mustahil ini kebetulan.

Saya membaca serangkaian ‘misi’ dalam perjalanan karir David Cook. 

Begitu lolos audisi American Idol, misinya adalah memenangkan kompetisi itu.
Begitu terpilih sebagai pemenang, misi berikutnya adalah membuat lagu-lagu yang bisa membuat orang merinding bulu kuduknya, setiap kali mendengarnya menyanyi.
Mission statement yang jelas, lugas dan menuntut pemenuhan segera! 

Saya tiba-tiba teringat, jaman masih ngantor dan menyusun strategic plan bersama teman-teman, berembuk merancang action plan untuk tahun berikutnya, lalu ada salah seorang yang bertanya “Apa bedanya Goal, Objective dan Target?”
Mengambil contoh David Cook, yang disebut Goal adalah ‘memenangkan American Idol’, objectivenya adalah ‘memenangkan hati para juri dan penonton’, targetnya adalah ‘memenangkan dirinya sendiri’. Dengan urutan prioritas jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek itu, maka yang terjadi adalah: David Cook memilih lagu yang diperkirakannya cocok dengan telinga juri dan penonton, memilih aransemen yang tepat untuk karakter vokalnya, memainkan gitar untuk lagu-lagu yang dirasa perlu dan menyimpannya untuk lagu-lagu yang ia rasa tidak perlu lagi ‘dibantu’. Sederhana tapi sangat sistematik. Hasilnya: penampilan yang outstanding di setiap episode, para juri terkesan, penonton beramai-ramai memilihnya melalui SMS dan Telephone Vote dan David Cook memenangkan American Idol season 7. Misi tercapai.

Bicara tentang pencapaian misi, sungguh tidak mudah menjadi pribadi yang disiplin dalam menentukan skala prioritas, mana yang harus didahulukan mana yang harus dikerjakan belakangan. Bicara tentang Goal, Objective dan Target, seringkali kita terjebak pada salah satu dan mengabaikan yang lainnya atau salah menempatkan mana yang seharusnya goal, mana yang objective dan mana yang target. Kita mau kaya. Kaya ini harusnya jadi goal, objetive atau target? Kalau jadi target, bisa jadi kita akan merasa benar ketika berpandangan bahwa korupsi itu tidak apa-apa. Karena dalam rangka memenuhi target ‘kaya’,  korupsi merupakan salah satu alternatif cara. Kalau ‘kaya’ menjadi objective bisa jadi kita akan bekerja mati-matian untuk mengdapatkan apa-apa yang kita sebut sebagai prasyarat kekayaan. Kalau ‘kaya’ menjadi goal, kita akan mengidentifikasi dulu tentang ‘kaya’ itu sendiri, sebelum memutuskan cara yang paling tepat untuk mencapainya.

David Cook penyanyi, bukan motivator, tapi lihatlah apa yang dilakukannya pasca euphoria Idol? Lihatlah di box donation counter  http://www.crowdrise.com/davidcook   berapa orang yang tergerak menyumbangkan sejumlah dollar untuk gerakan yang didukungnya Race for Hope dan ABC2. Mungkin David Cook beruntung memiliki wajah yang simpatik, senyum yang menawan. Tapi berapa banyak pria dengan wajah yang lebih tampan dan senyum yang lebih menawan yang memilih untuk ‘diam’ dan tidak menggunakan pengaruhnya untuk mendorong kebaikan yang lebih besar? Kalau goalnya popularitas, akan lebih mudah jika strategi yang ditempuh David adalah berfoto dengan pose sexy dada terbuka, atau mengkspos tatoo-tatoo yang tersebar di badannya. Itu lebih ampuh mendongkrak ketenaran, berapa juta wanita yang penasaran tentang kisah cintanya, siapa perempuan yang beruntung diajaknya kencan setelah Kimberly Caldwell, dan sensasi-sensasi sebangsa itu. Tapi tampaknya David Cook lebih memilih menempatkan popularitas sebagai Objective, dia sadar harus tetap dikenal, tapi dia tidak berhenti pada keterkenalan.

"When I was competing to win American Idol, I came to understand the power of grassroots support. I strongly believe this same enthusiasm is the key to unlocking a cure for brain cancer. Just as America rallied around me last spring, I hope we can all rally together to raise funds and awareness for cancer research. As you know, this cause is very close to my heart." - David Cook

Dengan demikian, popularitas bukanlah konsekuensi, melainkan tujuan jangka menengah yang harus dicapai secara periodik untuk mendekatkan pada tujuan jangka panjang (goal). Popularitas adalah sesuatu yang harus diperjuangkannya dengan sampai terlebih dulu pada tujuan-tujuan jangka pendek yang sudah dibuat jadwalnya, termasuk di dalamnya: menulis lagu, membuat aransemen, memilih model rambut terbaru, berlatih dengan band-nya, melakukan foto session atau sekedar mengupdate timeline di twitter setidaknya dua kali seminggu.

Perlu disiplin untuk mengeksekusi hal-hal demi tercapainya tujuan jangka pendek (target). Dan bagian inilah yang paling melelahkan.

Demikianlah akhir catatan kegilaan saya. The end of my two days insanity. Hahaha...


Manyar, 4 Januari 2012 
(diiringi suara David Cook menyanyikan Fade Into Me –repeating song mode: ON)

Saturday, July 30, 2011

Iklan Radio: Yang Disukai vs Yang Dihindari

Sebagian besar orang mendengarkan radio karena alasan lagu. Bagi mereka, iklan-iklan yang diputar di antara lagu ke lagu adalah pengganggu. Tapi tunggu dulu, ada juga lho iklan radio yang ditunggu-tunggu.