Sunday, December 11, 2005

Pada Mulanya adalah Kata*

Minggu, 11 Desember 2005, 09.11, Aska, anak laki-lakiku ke-dua mengeluarkan kata pertamanya! Ibruuwwww! Whattt?!! Ibu? Coba ulangi, pintaku. Dia memandangku sekilas, lalu membenamkan kepalanya ke pelukanku, lamaaa sekali, seperti ingin bilang: aku malu, ibu.

Aska, my sunshine, it's okay dear... Ibu tidak memaksamu. Ibu cuma takjub mendengar kata itu terlompat dari mulut mungilmu.
Thank you for making my day full coloured with rainbow of hopes. Karena sehari sebelumnya, aku sempat kecil hati karena ibu mertuaku menatap Aska dengan pandangan kasihan, as if my little cute offspring completely abnormal.

Sampai hari ini kata-kata yang dikuasainya memang nyaris belum ada yang konsisten. Setidaknya Aska bisa melafalkan beberapa konsonan dan vokal. a,i,u,e,o,p,b,m,r,s,g,t,l,n,z,c,d,q, walaupun masih meracau.

Aska sayang, tahukah kau, alam raya ini terjadi ketika Dia berkata. Manusia ada ketika Dia berkata. Maka ibu percaya, jika ibu banyak-banyak berkata-kata kepadamu, kepada mereka dan terutama kepada-Nya, pada suatu hari yang dipilih-Nya Dia akan berkata agar kau berkata-kata. Dan kau tahu, ini penting buatmu: semua kata-kata-Nya adalah benar.

(Ah, tapi wajahmu saat berkata-kata tak bermakna pun adalah menggemaskan belaka)

* judul sebuah rubrik di surat kabar harian Koran Tempo

No comments: