Wednesday, August 25, 2004

Cruise by Strauss

Rolling Stone edisi Agustus, cover-nya Tom Cruise dengan rambut sudah di crew-cut. Sepertinya akan laris (belum ada laporan terjual berapa eksemplar, sih), tapi dengan pose dan ekspresi yang ‘lelaki sekali’ itu, gadis-gadis tidak akan terlalu peduli apa isi RS edisi ini. Memandangi covernya saja sudah ‘worth it’.

Saya membaca cover story-nya. Neil Strauss yang menulis, berdasarkan interview yang dilakukan saat Cruise sedang latihan untuk persiapan perannya di Mission Impossible:3. Di situ bisa dibaca soal kegiatan Cruise sebagai penganut Scientology, bagaimana dekatnya si Jerry McGuire ini dengan saudara-saudaranya, dan betapa dia berusaha total untuk setiap film yang akan dibintanginya. Yang mungkin agak spesial, Tom Cruise –yang tampaknya sangat tertutup itu, curhat. Jadi, setelah cerita-cerita dan memperlihatkan foto-foto anak-anak (yang diadopsi Cruise saat masih bersama Nicole Kidman), Cruise ditanya begini oleh Neil Strauss:
"Since your parents' divorce affected you to some degree, were you worried that your breakup would affect your kids?"
Tom Cruise tidak segera menjawab, tapi diam untuk beberapa saat.
One second, two seconds, three seconds. "When it comes to divorce, it's . . ." Four seconds, five seconds, six seconds, seven seconds, eight seconds, nine seconds. "The important thing with a child is that you love them, you protect them and you help them to grow and find out who they are. And as a parent, it's my responsibility to help them to become independent and get all the knowledge and a broad view of the world and life. I know that Nic absolutely agrees with that. And that's what's important: being there."

Bukan direct answer ya? Lebih seperti pernyataan yang minta perenungan. Yang hanya akan keluar dari mulut seseorang yang mempercayai lawan bicaranya. Cuma jurnalis dengan kualitas tertentu yang bisa sejauh itu dengan tokoh yang diwawancarainya. Kabarnya, sebelum berangkat nemuin Tom Cruise, Neil Strauss sempat diingatkan koleganya, “Siap-siap aja. Tom Cruise 'tu suka banyak kasih larangan pertanyaan. Keliatannya aja dia senyum, menatap matamu saat kalian ngobrol, padahal sebenernya jawaban yang dia berikan nanti nggak lebih dari basa basi.”

Mengapa Neil Strauss ‘dicurhatin’ sedangkan koleganya cuma ‘dibasa-basiin’. Saya sih mengira, barangkali Neil Strauss lebih menawarkan sebuah relasi interpersonal yang tulus kepada Cruise ketimbang sesi wawancara yang sophisticated. Walhasil, tidak ada prasangka di sana, tidak ada ‘over expectation’, tidak juga pemujaan yang terlalu tinggi, sungguhpun Cruise memiliki beberapa sisi yang layak dipuji. Obrolan jadi lebih 'dalam' dan bukan basa basi. Tom Cruise leluasa cerita soal 'rahasia'nya, bahkan ngomong 'f*** you' sebagai ekspresi kekesalannya. Dan Neil Strauss hanya menulis apa yang dia lihat dan rasakan selama proses interview. Apa kira-kira persepsi pembaca saat menikmati kalimat-kalimat ini:

If a line could be drawn between comfortable personal space and invasive personal space, Cruise would always be just a centimeter over the line. His behavior is not meant to be rude, only sincere and attentive.

(saya kok tiba-tiba merasa pernah ketemu Tom Cruise, ya? di mana, gitu...)

1 comment:

nma said...

eh..yang pertama komen . asikkkk
ketemu tom cruise..? halusinasi kali huhuhu